Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di
mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang
pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi
ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas).
Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’.
Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya
lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu
studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini
berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat
ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.
Adakah
hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban
adalah ya. Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas
air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh
fakta tersebut.
Makkah Pusat Bumi
Makkah Pusat Bumi
Prof.
Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah
pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan
arah kiblat di kota-kota besar di dunia. Untuk tujuan ini, ia menarik
garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama
posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia
memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan
proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah
dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh
program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar
dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum
dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia
menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah
sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah
benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan
keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi
237, Agustus 1978).
Gambar-gambar
Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang
sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi
lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan. Telah
menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan
bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara
teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus
menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah. Studi
ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud
untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun,
studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:
‘Demikianlah
Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu
memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata
‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di
sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain,
dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata
ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah
juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan
pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah
keunggulan di atas semua kota lain.
Makkah atau Greenwich
Berdasarkan
pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi
sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi
yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa:
Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada
banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan
wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia
tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia
ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris.
Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk
mengetahui waktu shalat.
Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit
Ada
beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah
berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33). Kata
aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter,
dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak
diameter.Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa
diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh
lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu
berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan
langit.
Selain itu ada hadits yang
mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu
ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya
tujuh lapisan pembentuk bumi). Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah,
wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah
pertengahan langit.’
Thawaf di Sekitar Makkah
Dalam
Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai
dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum
jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta
dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum
jam.
Elektron-elektron di dalam atom
mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam
tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan
arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri
ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya
dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.
Di
dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri
berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur
mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam.
Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum
jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari
secara berlawanan dengan arah jarum jam.
Perputaran
matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari
dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam
galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada
porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Ditulis oleh Dr. Mohamad Daudah
(Sumber:http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/makkah-sebagai-pusat-bumi.htm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar