Kamis, 14 Februari 2013

Biaya Haji Berpotensi Naik

Menteri Agama, Suryadharma Ali mengunjungi jamaah haji di Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 2013 berpotensi mengalami kenaikan. Tapi, kenaikan biaya haji bagi jamaah haji Indonesia belum dapat dipastikan angkanya.

"Kemungkinan jumlah kenaikan berapa, sedang dihitung," kata Menteri Agama Suryadharma Ali kepada Republika, Senin (4/2) malam.

Menurut Menteri Agama, potensi kenaikan biaya haji ini tetap ada. Penyebabnya kenaikan tersebut dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah kecenderungan harga sewa rumah yang naik.

Terlebih ada pembongkaran besar-besaran terhadap gedung-gedung di sekitar Masjidil Haram. Setidaknya 1.700 gedung yang dibongkar. Karena itu, lokasi pemondokan banyak yang mundur ke belakang. Akibatnya, pemondokan menjadi lebih jauh. Kalaupun dekat, harganya sangat mahal dan tidak terjangkau jamaah haji reguler.

Ada kemungkinan pemondokan mundur ke belakang. Permasalahan lain, pemondokan yang dulu berada di belakang dan murah sekarang menjadi mahal karena ada pembongkaran. "Pemondokan yang dulu ada di depan, sekarang posisinya berada di belakang."

Kementerian Agama tetap menargetkan lokasi pemondokan bagi jamaah haji Indonesia terjauh berada di jarak 2.500 meter dari Masjidil Haram. Artinya, target jarak tidak berubah dibanding tahun penyelenggaraan haji sebelumnya. Suryadharma juga tetap menjanjikan 100 persen jamaah ada di jarak tersebut.

Selain pemondokan, tambah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, harga tiket pesawat juga cenderung naik. Namun, pemerintah masih mengupayakan agar kenaikan harga tiket pesawat tidak terlalu signifikan.

Suryadharma menegaskan, kenaikan biaya haji akan ditekan dengan pemanfaatan dana optimalisasi jamaah selama bertahun-tahun. Artinya, sebagian kenaikan tersebut akan disubsidi dengan dana indirect cost, tidak semua menjadi beban jamaah.

"Dengan demikian, kenaikan tersebut bisa berkurang karena disubsidi lewat biaya optimalisasi atau hasil bunga dari simpanan jamaah yang bertahun-tahun," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito Abimanyu mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan efisiensi biaya penyelenggaraan haji. Salah satunya dengan mengupayakan kontrak pemondokan jangka panjang.

Saat ini, Ditjen PHU sudah menerjunkan tim untuk menjajaki hal tersebut. Bahkan, niat untuk kontrak pemondokan jangka panjang ini juga sudah diumumkan melalui media massa di Arab Saudi.
Sampai saat ini belum ada respons. "Pemerintah sudah siap melakukan kontrak pemondokan jangka panjang maksimal tiga tahun," kata Anggito.

Ia menambahkan, selain rencana pemondokan jangka panjang, pihaknya tengah mengupayakan efisiensi biaya penerbangan. Pasalnya, biaya penerbangan ini menjadi komponen biaya terbesar direct cost. Anggito mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menurunkan biaya penerbangan.

"Unsur sewa kita pastikan, kita minimalkan. Misalnya, Garuda yang sudah membeli pesawat baru pada 2013, ini adalah bentuk penekanan harga. Penurunan harga bahan bakar ke Pertamina," ujarnya.

Anggito menegaskan, efisiensi harga bukan hanya soal murah, namun juga kesesuaian dengan layanan. Sebab, keamanan jamaah menjadi prioritas. Untuk itu, tetap harus memenuhi standar minimal.

Biaya penerbangan diindikasikan menurun karena harga minyak yang turun. Anggito tidak menampik rencana pembelian pesawat untuk lebih menekan biaya, namun hal itu masih dalam rencana jangka panjang.

BPIH tahun 2012
    Embarkasi Aceh: 3.328 dolar AS
    Embarkasi Medan: 3.388 dolar AS
    Embarkasi Padang: 3.404 dolar AS
    Embarkasi Palembang: 3.456 dolar AS
    Embarkasi Jakarta: 3.638 dolar AS
    Embarkasi Solo: 3.617 dolar AS
    Embarkasi Surabaya: 3.738 dolar AS
    Embarkasi Banjarmasin: 3.808 dolar AS
    Embarkasi Balikpapan: 3.819 dolar AS
    Embarkasi Makassar: 3.882 dolar AS
    Embarkasi Lombok: 3.857 dolar AS

 Sumber:http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/13/02/11/mhwrw9-biaya-haji-berpotensi-naik

Selasa, 05 Februari 2013

Tahun Ini Disediakan Kloter Khusus Lansia


Jamaah Haji Lansia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ini kabar gembira bagi para calon jamaah haji dari kelompok lanjut usia (lansia). Untuk penyelenggaraan haji tahun ini, Kementerian Agama akan menyiapkan kelompok terbang (kloter) khusus bagi jamaah yang tergolong pada kelompok beresiko tinggi (risti) ini.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Anggito Abimanyu, mengatakan perhatian kepada kelompok calon jamaah lansia ini menjadi sebuah kebutuhan. ''Kloter untuk lansia ini nantinya mendapatkan fasilitas khusus dalam pelayanan kesehatan karena mereka ini termasuk calon jamaah beresiko tinggi,'' kata Anggito.

Salah satu upaya untuk memberikan pelayanan maksimal kepada calon jamaah haji lansia ini, saat ini untuk masa tinggi di Arab Saudi durasinya juga semakin singkat. Anggito mengungkapkan durasi tersebut hanya berkisah antara 20-25 hari. Selanjutnya ia mengatakan kepada para calon jamaah lansia ini nantinya diberikan lokasi pemondokan yang lebih berdekatan dengan Masjidil Haram.  ''Selain itu mereka akan mendapatkan bimbingan haji yang khusus. Pelayanan ini karena usia mereka rata-rata sudah 83 tahun ke atas. Usia seperti itu tentunya usia berisiko tinggi dan mereka tentunya juga memiliki berbagai keterbatasan yang perlu kita permudah,'' papar Anggito.

Anggito mengatakan, pihaknya juga akan berupaya lebih meningkatkan pelayanan dan keamanan bagi para calon jamaah. Pihak Kemenag akan menambah petugas kesehatan dan keamanan yang ada di Arab Saudi. Namun dia mengingatkan adanya peningkatkan pelayanan ini tentunya akan menimbulkan konsekuensi penambahan biaya haji. ''Tapi kami upayakan tambahan biaya penyelenggaraan itu, tidak akan menambah BPIH yang dibayarkan calon haji. Maka akan kita usulkan dana optimalisasi setoran awal, yang tahun lalu mensubsidi Rp 9 juta per orang, maka akan kita upayakan bisa mencapai Rp 12 juta per orang pada 2013,'' katanya.

Sumber:http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/13/02/01/mhik5t-tahun-ini-disediakan-kloter-khusus-lansia

2013, Lansia Jadi Prioritas Kloter Awal

Jamaah Haji Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) membuat terobosan lagi untuk calon jamaah (calhaj) haji lanjut usia atau lansia. Mulai tahun ini, calhaj lansia akan menjadi prioritas awal pemberangkatan haji ke tanah suci.

Pemerintah memberi kuota prioritas untuk dapat menunaikan ibadah haji bagi lansia berumur minimal 83 tahun. Lansia yang sudah mendaftar paling lambat tahun 2012 lalu dapat kuota awal untuk diberangkatkan.

Artinya, prioritas awal pemberangkatan haji ini untuk lansia yang sudah memiliki porsi. Bukan lansia yang baru mendaftar atau belum mendaftar. Bagi pendamping juga diberlakukan aturan yang sama. 

Menurut Direktur Jenderal PHU, Anggito Abimanyu, prioritas untuk lansia ini menjadi program wajib. Namun, hal itu masih tergantung komitmen dari calhaj sendiri.

Sistemnya, pemerintah akan menawarkan pemberangkatan bagi lansia yang sudah masuk daftar tunggu dari masing-masing kantor wilayah Kementerian Agama.

Kloter lansia ini akan mengambil jatah sisa kuota yang tiap tahun menimbulkan kontroversial. Dengan adanya kloter lansia, kontroversi sisa kuota tersebut dapat diminimalisir. Sebab, sisa kuota tersebut sangat subyektif.

"Tahun ini kita akan mengurangi unsur itu dengan membuat kloter akhir lansia menjadi kloter awal," kata Anggito saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (30/1). Harapannya, tambah Anggito, dengan itu sisa kuota dapat dipenuhi di awal. Saat ini sudah ada sekitar 2500-3000 lansia yang terdaftar.

Sumber:http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/13/01/30/mhg0ge-2013-lansia-jadi-prioritas-kloter-awal

LDNU Soroti RUU seputar Haji

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) merasa perlu mengadakan kajian mendalam tenang Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Keuangan Haji dan RUU tentang Badan Haji Indonesia.

Wakil Sekretaris PP LDNU H syaifullah Amin Syafi’i mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan umat, utamanya menyangkut pengelolaan dan penyelenggaraan haji.

“Setiap kebijakan yang terkait dengan khalayak harus dicermati secara seksama. Jangan sampai hal itu kontraproduktif dengan kemaslahatan yang semestinya menjadi semangat sebuah peraturan,” ujarnya, Selasa (5/2).

Oleh karena itu, kata Syaifullah, PP LDNU berencana menggelar forum diskusi tentang kedua RUU tersebut di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa pekan depan. Sejumlah pembicara, seperti Dirjen PHU Anggito Abinyu dan Ketua PBNU H Slamet Efendi Yusuf telah disiapkan.

Acara akan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, khususnya yang berkepentingan dengan kebijakan ini. Melalui agenda ini, LDNU berharap, RUU tentang Keuangan Haji dan RUU tentang Badan Haji Indonesia dapat terumuskan lebih matang.

Sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,42320-lang,id-c,nasional-t,LDNU+Soroti+RUU+seputar+Haji-.phpx